Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

Tuesday, February 5, 2013

Hap Hap, Tangkap Bintangmu, 19 Januari 2013


                Tertanggal 19 Januari 2013 pukul 13.00, Buleut tak kenal lelah membuat kegiatan lagi. Kali ini acara diadakan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan tema “Hap Hap Tangkap Bintangmu”. Sesuai dengan tema, kali ini kakak – kakak buleut berbagi kepada anak – anak tentang arti sebuah cita-cita.

                Pada hari yang ditentukan, kami berkumpul pada pukul 09.00 untuk mempersiapkan acara dan briefing teknis. Sesuai tradisi dan budaya Indonesia, tentu saja yang datang tepat waktu hanya beberapa orang saja, sisanya datang dengan polosnya 1 atau 2 jam dari waktu yang ditentukan. Persiapan – persiapan kecil dilakukan di pelataran masjid Al-furqon UPI.

                Pukul 13.00, 3 orang dari kami berangkat menjemput anak-anak yang sudah menunggu di kawasan Cipaku. Nah, anak – anak terdiri dari bermacam latar belakang. Ada yang bersekolah, ada yang bekerja sebagai pemulung sampah, dan lain – lain. Ketika tim penjemput tiba, hanya terlihat beberapa anak yang menunggu, mungkin hanya berkisar 5-6 orang anak saja. Tidak kecewa, kakak tim penjemput berinisiatif mendatangi rumah satu persatu dan memanggil bala bantuan kakak-kakak lain untuk membujuk dan merayu. Setelah diketahui, ternyata orang tua anak-anak tersebut khawatir melepas anak mereka untuk bermain ke luar daerah tempat tinggal mereka karena baru saja sekitar seminggu terjadi penculikan anak di daerah tempat tinggal mereka.

                Setelah sekitar satu jam, setelah meminta ijin orang tua satu persatu, setelah membujuk dan merayu. Akhirnya terkumpul sekitar 30 orang anak untuk kami ajak bermain, belajar, dan berbagi. Sayangnya, koordinasi dengan pihak UPI kurang berjalan mulus sehingga lokasi acara di rubah ke SD Cidadap II yang berlokasi masih di kawasan Cipaku karena Ijin sudah diberikan oleh penjaga dan kepala sekolah yang baik hati. Dan akhirnya kami rugi ongkos carter angkot yang hanya menempuh jarak sekitar 500 meter.
                Acara tertunda sampai sekitar pukul 14.00, namun tak patah semangat kami meski sempat ada anak yang pulang menangis karena hasil memulungnya belum memenuhi target dan akhirnya di minta pulang oleh ayahnya.
Acara dimulai dengan perkenalan dan perminan pertama di lapangan sekolah yang berjudul musang-musangan. Berhubung teknis permainan sulit dijelaskan, jadi untuk penjelasan permainan kami lewat dulu. Jika masih penasaran silakan hubungi kakak-kakak uleut terdekat.

Suasana mulai menghangat dengan keceriaan dan tawa bocah-bocah itu sehingga dilanjutkan dengan permainan kedua, panjang-panjangan. Karena mudah dijelaskan, akan kami paparkan teknis permainannya. Semua anak dibagi 3 kelompok, tiap kelompok berbaris masing-masing dalam  satu garis lurus. Diujungnya terdapat gambar pelangi yang harus diraih oleh salah satu kelompok. Tiap kelompok anak-anak menggunakan seluruh benda yang melekat ditubuhnya untuk memanjangkan barisan mereka tanpa terputus antara teman sendiri, bagai mata rantai yang panjang. Banyak yang terjatuh dan terseret sehingga akhirnya menangis dan dihibur oleh para kakak.

Setelah berterik-terik ria. Istirahat dilakukan untuk beriabadah dan bercemilan. Kakak-kakak pun briefingan lagi sebentar dan menyatakan bahwa kami puas setelah memfasilitasi permainan yang mendidik untuk bekerja sama dan berusaha sekuat mungkin untuk menggapai cita-cita yang luhur, tak peduli setinggi apa..
Setelah beristirahat acara dilanjutkan dengan bernyanyi dan menari di dalam kelas yang sudah kami pinjam. Kakak-kakak menyanyi dan menari dengan tidak indahnya untuk merangsang para anak-anak untuk mengikuti dan berceria bersama. Nyanyian dan tarian diselingi pembagian cemilan lagi dan segelas susu untuk anak-anak. Suasana tambah ceria dan mengharu ketika salah seorang kakak meniupkan balon-balonan sabun yang sangat banyak dalam ruangan kelas sehingga kami menari dan bernyanyi di antara riuhnya balon sabun yang ceria ikut menghibur kami dalam diamnya.

Acara dilanjutkan dengan berkarya dengan tema cita-cita. Kami menyediakan karton spons yang sangat besar berbentuk awan sebagai media yang digambar dan ditulisi oleh setiap anak tentang cita-cita mereka. Terlukislah seorang guru, tentara, polisi, designer, dan lain-lain. Setap anak ditanya mengapa mereka bercita-cita seperti itu dan mereka menjawab dengan berbagai jawaban mulia mereka, ketika salah seorang anak perempuan ditanya kenapa ingin menjadi tentara wanita, dia menjawab “Supaya tidak diremehkan para laki-laki”. Duh, gagahnya. Selain itu, salah seorang bocah laki-laki ditanya mengapa ingin menjadi polisi dan dijawab “Karena ayah saya bercita-cita ingin menjadi polisi”. Hahaha, asal tidak menjadi tukang tilang saja.

Kembali ke lapangan SD, penghujung acara sudah dekat. Setelah berfoto-foto, para kakak-kakak memperkenalkan diri lagi sembari menjelaskan cita-cita mereka kepada para anak-anak dengan maksud mereka mempunyai alternatif cita-cita lain, karena dunia tidak sempit dan tak hanya putih abu.

Selesailah acara pada sekitar pukul 17.30, beberapa orang tua sudah menunggu di depan SD menanti anak mereka. Mungkin khawatir kami akan menculik anak-anak mereka. Sebagian anak – anak kami antar kembali ke rumah masing-masing dan berpamitan pada para orang tua. Setelah itu, dilanjutkan ke evaluasi acara para kakak-kakak sampai sekitar menjelang maghrib.

                Selesai semua acara. selesai usaha kami hari ini menyampaikan betapa agungnya sebuah cita-cita. selesai kami berkata bahwa impian dapat diraih dengan usaha dan kerja sama, apa pun impian itu.