Lelah, datang kembali distimulasi oleh beratnya aktifitas yang mungkin dipaksakan, tidak pernah diundang. Yang saya rasakan sekarang, betis kram, lengan pegal, dada sesak. Semua akibat dari niat agung dengan pelaksanaan bodoh. Saya berniat mengembalikan kondisi tubuh yang dirasa sedang di titik terendah dengan mencoba lari di sabuga. Agar lebih cepat fit, saya berpikiran menuju sabuga dengan sepeda, lalu lari sekuatnya minimal 30 menit. Ternyata bersepeda menuju TKP sudah pegal betis, namun saya paksakan jogging lagi dan dapat sebanyak 13 keliling lalu push-up. Belum terasa capai, langsung saya menuju kembali ke rumah dengan bersepeda. Baru sampai rumah mulai terasa derita. Esok harinya, ternyata tambah luar biasa deritanya.
Itu semua saya lakukan unbtuk mulai meninggalkan kestatisan hidup yang tak melahirkan suatu karya apapun. Sebenarnya, akhir2 ini saya berniat keluar dari stagnansi hidup. Di relung kalbu ini terasa ada sesuatu yang kosong, berlubang dan hampa. Saya tidak menghasilkan suatu karya apapun pada keseharian saya. Niatnya esok harinya setelah jogging di sabuga, saya ingin menuju dago pakar dan mengabadikan beberapa momen yang menurut saya indah untuk kemudian mungkin dapat dikirimkan ke suatu redaksi yang mungkin akhirnya membawa saya ke panggung teratas dunia jurnalistik dan fotografi serta memenangkan pulitzer. Tapi terhalang oleh kondisi fisik yang tak memadai, akibat dari niat positif yang dilaksanakan dengan proses yang kurang positif. Percobaan kabur ke alam dinamis itu.
Sungguh, ingin saya keluar dari stagnansi hidup yang hanya berupa bangun tidur; buang air sambil merokok (jadi ingin menyalakan sebatang; kuliah; stay-tune depan komputer; login facebook, kaskus, FN, terkadang bokep; makan; dan hal2 rutinitas lain yang tak menghasilkan. Ingin rasanya mengisi kekosongan jiwa dengan aktualisasi diri. Minat saya adalah menulis, fotografi, backpacking, wirausaha, musik. Namun semuanya tidak ada permulaan untuk menghasilkan suatu karya yang dapat membuktikan eksistensi diri. Saya ingin keluar dari kestatisan semua itu, mengisi dimensi waktu dengan hal2 lain, memberikan sesuatu pada orang lain, menambal kosongnya nurani yang telah menahun.
Entah mengapa, tapi motivasi selalu ada, niat selalu hadir, fasilitas selalu tersedia, namun memulai selalu saja menjadi halangan berkarya. Jadi, apa sebenarnya bentuk perwujudan para penghalang itu?
Harapan saya, semoga tulisan ini menjadi awal baru bagi dinamisasi rutinitas hidup saya untuk berkarya, berbagi, mengisi kekosongan jiwa dan aktualitasi diri. Sehingga berujung pada kebahagiaan lahir dan juga batin.
Penulis, Fotogrtafer, Backpacker, Penggiat alam, Musisi, Sastrawan, Ahli Sejarah, Orang yang merecoki Pemerintah, Bagian dari kaum minoritas, Bertemu pasangan hidup ketika travelling, Menjadi sumber inspirasi keluarga dan masyarakat, Taat beragama.. Akan saya penuhi semuanya..
aamiin..
Wednesday, March 17, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment