Senyumlah kawan, senyumlah meski kau jatuh, senyumlah dikala badaimu tak kunjung dapati mentari, senyumlah meski dalam tangismu.
![]() |
http://blogmdan.blogspot.com/ |
Bagiku senyum dan tawa memang
tercipta ketika Tuhan menyeimbangkan dunia tak abadi ini dengan setitik aroma
surgawi. Mungkin Dia memang membekali makhluknya dengan senyum sebagai senjata
rahasia untuk bertahan di alam fana ini. Indahnya, tak hanya kita manusia ang
dibekali senyum. Binatang, hewan, bahkan batu dan air serta seluruh alam pun diberi
kemampuan untuk tersenyum.
Teringat ketika saya menhadiri
dan menyaksikan sebuah rapat pertanggung jawaban suatu periode kepengurusan di
sebuah organisasi yang saya ikuti. Setelah para anggota yang dberi tanggung
jawab memaparkan hasil kinerja selama periode jabatannya kepada “dewan
komisaris”, ternyata laporan mereka ditolak. Kinerja periode mereka dianggap
tidak kompeten karena memang banyak program kerja yang indikator keberhasilannya
mereka buat sendiri ternyata tidak memenuhi target. Mereka pun mempertanyakan
keputusan itu, semua pembelaan dan ganjalan hati dipaparkan namun keputusan pun
tak bergeming, namun mayoritas para “terdakwa” telah dapat menerima keputusan
itu. Rapat pertanggung jawaban pun ditutup. Dapat ditebak bahwa atmosfer disana
akan menjadi tak mengenakkan.
Namun tanpa disangka, setelah
palu presidium rapat terpukulkan, mereka yang berjiwa besar mengakui kesalahan mereka,
tersirat tak hanya dibibir mereka ucap janji tuk memperindah hari esok, tuk
membayar hutang mereka sebagai para pemimpin yang akan terus belajar. Kemudian
mereka pun kembali angkat dagu, kembali mereka teriakkan asa, dan kembali
mereka tersenyum. Karena mereka tahu, senyum mereka lebih besar daripada sebuah
penolakan. Senyum mereka lebih kuat dari tangisan batin mereka. Mereka sadar,
mereka akan tetap kuat dengan sebuah senyuman.
![]() |
http://feministjungle.blogspot.com/ |
Di sisi lain, orang yang
tunjukkan amarah adalah orang yang merasa lemah dan terancam. Contoh terdekat,
lihat para pedagang kaki lima yang digusur, sudah hampir pasti mereka
marah-marah dan memaki para pihak yang berkuasa. Mengapa? Karena mereka merasa
lemah dan terancam. Namun pernah saya menemukan seorang pedagang yang akan
tergusur hanya menguntai senyum, lalu saya bertanya mengapa dia tidak ikut
menggugat pihak penguasa. "Saya tidak akan kalah
hanya oleh keputusan penguasa", dirinya
tidak akan mati hanya oleh penggusuran, dia masih bisa berjualan di tempat
lain, bahkan mungkin di tempat barunya nanti dia akan menerima penghasilan yang
jauh lebih besar. Dia menunjukkan bahwa dirinya lebih besar dari masalahnya,
dia lebih kuat dari sebuah tragedi. Dan dia cerminkan itu hanya dengan seutas
senyum.
Bagi saya, senyum memang
menunjukkan kekuatan. Tak ada gunanya terus menangis dan memaki, karena kau
selalu akan sendirian melakukannya. Tersenyumlah,
mereka pun akan merangkulmu dengan tawa yang sama. Bukankah perasaan ketika
tersenyum dan tertawa jauh lebih indah dibanding ketika kita menangis ataupun
sedang merasakan amarah?
![]() |
Bersama korban gempa padang yang masih tegar tersenyum.. |
terkadang senyum itu membawa luka loh....
ReplyDeletemenangis pun terkadang memilki nilai positive.....
Meski membawa luka tapi tetap menunjukkan kekuatan.
ReplyDeletemenangis yang bernilai positif biasanya selalu diakhiri dengan senyum atau tawa. Meureun.. hehe..