Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

Friday, December 28, 2012

Untuk Kalian Kawan di Kampus Biru

Rangkaian bunga, pelukan hangat, senyum dan tawa, serta dangdut keliling..


Yayaya, di 26 maret itu kami berbalut kemeja jas dan kebaya, pukul 07.30 berkumpul di lapangan futsal butut di depan gedung serba guna kampus dan mengenakan toga. Briefing dari panitia wisuda telah terucap, jangan mengipas-ngipas topi toga di dalam gedung, hanya itu yang saya ingat..

Tak cukup 4 tahun kami bermain bersama. Sehingga akhirnya kami 'kompakan' untuk memperpanjang waktu bermain selama satu semester. Bukan karena bodoh dan telat lulus, kami hanya mencari momen tinggalkan kampus dengan orang-orang terdekat, orang-orang setongkrongan, orang-orang se tim sepakbola, orang-orang teman mengulang kuliah, atau lebih gampangnya sebut saja orang-orang t*l*l.

Aah, sambutan-sambutan yang terasa lama tidak lagi menjemukan, karena gedung itu penuh dengan senyum dan canda dari orang-orang kepanasan yang menghiraukan arahan untuk tidak mengipaskan topi toga. Satu persatu kami dipanggil untuk penyerahan 'ijazah kosong' dan jabatan tangan petinggi kampus. Kawanan t*l*l yang dipanggil tidak ada yang maju dengan 'normal'. Foto-foto di layar yang aneh (bersama boyband, berpenampilan preman, dll), lompat ke panggung, dadah-dadah ke wisudawan di atas panggung, dan hal tak lazim lainnya.

Semua wisudawan telah menerima 'ijazah kosong' nya. Para cum laude dipanggil maju untuk memberi setangkai bunga pada orang tuanya di dalam gedung, suasana agak mengharukan.. Salah satu dari kami yang belum sempat cum laude ikut berdiri, ikut menghampiri orangtuanya, tidak dengan bunga, tapi dengan kue-kue dalam kotak untuk snack wisudawan. Suasana haru agak sedikit goyah dengan gelak tawa. Namun tidak dengan sang ibu 'oknum kue' itu yang tetap menitikkan airmata. Entah bangga akan anaknya yang tidak cum laude namun berani berdiri di tengah 'orang-orang pintar', ataukah malu dengan tingkah buah hatinya.

Janji wisuda diucapkan, kawanan t*l*l malah masuk ke toilet gedung dan membakar beberapa batang rokok sehingga tidak ikut mengucap janji lulusan. setelah beberapa hisapan nikotin, dosen ada yang datang, memarahi kami untuk kembali ke tempat duduk. Kami yang sudah terbiasa didaprat dosen hanya tertawa, "Udah lulus masih aja dimarahin dosen, bego lo.",ucap kami pada sesama.

Semua wisudawan keluar gedung, arak-arakan masing-masing unit dimulai. Sebagian langsung bersama keluarga dan sebagian lagi diarak keliling kampus oleh para juniornya. Rangkain bunga-bunga dari kawan, lawan, pacar, mantan, junior, senior banyak tertenggam di tangan kami para kawanan wisudawan t*l*l.

Setelah arak-arakan dan berfoto bersama keluarga, kami para wisudawan t*l*l kembali ke pinggir lapangan futsal. Disana telah tersedia dangdut gerobak keliling yang sengaja kami sewa beberapa hari lalu untuk memeriahkan hari bahagia kami, untuk membuat kami berbeda dari yang lain, untuk berucap pada dunia "kami memang selengean tapi kami lulus dan akan lebih sukses dari kalian".

Dangdutan berjalan meriah, biduan montok itu menyanyikan berbagai tembang meski agak malu-malu diiringi teman organ tunggalnya disebelah gerobak sound system mereka. Para wisudawan lain datang dan ikut berjoged bersama, para junior yang sekedar lewat memandang aneh kami sambil tertawa. Yah, memang dangduttan keliling setelah prosesi wisuda bukan hal yang normal di kampus kami.

Yah, dangdutan menutup acara kami. Satu persatu kawanan t*l*l meninggalkan 'venue' acara dan sebagian lagi melanjutkan acara dengan ber haha-hehe di kantin kampus untuk beberapa waktu dan kemudian akhirnya pulang ke rumah dan keluarga masing-masing.

Dan ternyata akhir studi kuliah kami ditutup dengan DANGDUT KELILING..

Sampai jumpa di lain waktu kawan. Kelak jika kita bertemu kita masih akan setolol dulu. Dan jika diantara kami tiba-tiba terkenang dan rindu akan semua ini, kami akan angkat telpon dan hubungi kami-kami yang lain.

Ngantin nyok..


*Foto dari dana, tessa, eci, dll.. Thx




Thursday, December 13, 2012

Buleut Dalam Irama Bazaar, 12.12.12

Pagi itu para mahasiswa masih sedikit, mungkin ada yang ketiduran, ada yang malas kuliah, atau bermain game online di kosan masing-masing.


Komunitas Buleut kembali menggelegar, kali ini kami berkegiatan di kota Bandung dalam event Bazaar Rupa-Rupi oleh HIMASRA Universitas Pendidikan Indonesia yang digelar di kampus UPI Bandung pada tanggal 12 Desember 2012. Kegiatan kami memang tidak seperti biasanya, kali ini ini kami membuka stand di acara bazaar ini untuk promosi komunitas agar mendapatkan regenerasi yang akhir-akhir ini agak 'seret'.

3 hari sebelumnya technical meeting diadakan, namun berhubung banyak anggota yang sedang sibuk di kegiatan masing-masing, akhirnya diutus 2 orang anggota yang agak 'kurang betul'. Technical Meeting diadakan pada pukul 8 sampai 12, dan 2 orang utusan pun datang tepat waktu pada pukul 12.30, setengah jam setelah kegiatan berlangsung. Panitia bazaar yang baik hati akhirnya memaklumi dan mem-briefing para utusan ini, semuanya pun akhirnya berjalan lancar dan aman serta terkendali.

Hari-H, seluruh anggota diinstruksikan berkumpul di Sekretariat Buleut, Jalan Padasuka no 147 Bandung pada pukul 07.00 untuk 'pick-up' logistik sedangkan yang lainnya menjemput kakek "Kamesenin" di bilangan Cimahi yang bertugas menyemarakkan acara. Semuanya terkondisikan 'tepat' pukul 08.00 di UPI Bandung. Dekorasi pun segera dilakukan sembari menghadiri persemian pembukaan Bazaar oleh para panitia.



Jin Kura-Kura (Kamesenin)
Stand pada pagi hari masih sepi pengunjung karena memang para mahasiswa yang lewat masih sedikit (mungkin mereka malas kuliah pagi atau ketiduran atau malah sedang main game online di kosan masing-masing). Kami pun kerahkan kakek "Kamesenin" yang ber-cosplay sebagai jin kura-kura dalam serial Dragon Ball untuk berpose menarik perhatian pengunjung. Sungguh, kakek ini mirip sekali dengan tokoh kartun itu. Perlahan-lahan stand kami ramai dikunjungi banyak orang, selain karena kami satu-satunya komunitas yang mengisi bazaar, mungkin dikarenakan kami membagikan makanan-makanan kecil dengan gratis, hehehe..

Sekitar pukul 10.00 datanglah 2 orang anak kecil kelas 2 SD bernama pai dan deni yang berkunjung di stand kami untuk sekedar bermain, ini diluar perkiraan karena kami kurang memperhitungkan kehadiran anak kecil di sebuah kampus, namun sykurlah kami selalu membawa peralatan bermain anak kemanapun kaki kami melangkah bersama. Lucunya mereka berdua bertolak belakang dalam segi sifat. Deni amat sangat 'cengos' hiperaktif sedangkan Pai anaknya sangat tenang namun tidak pendiam. Deni dan Pai menggambar, mewarnai, belajar memfoto, dan berkarya macam-macam. Anak dari pemilik stand sebelah pun datang berkunjung ke stand kami melihat kemeriahaan yang menggema dari stand kami meski dia datang dengan malu-malu. Dan akhirnya mereka pun bermain bersama anak-anak pengunjung lainnya hingga sore hari.

Kegiatan promosi komunitas pun berjalan lancar ditandai oleh banyaknya pengunjung yang datang dan tertarik mendengar kegiatan kami. Ada mahasiswa, guru SLB, dosen UPI, ibu hamil, mahasiswa S2, seniman dan lain-lain. Mereka mengguratkan nama dan kontak mereka dalam buku tamu kami dengan harapan pemberitahuan kegiatan kami selanjutnya, yang banyak dari mereka berikrar ingin menghadiri dan mengikuti kegiatan-kegiatan kami selanjutnya.

Setelah jam makan siang, bala bantuan berdatangan. Anggota kami yang tak sempat hadir di pagi hari berdatangan, orang cileunyi, orang buah batu, orang antapani, dan orang-orangan pun hadir memberi bala bantuan. Semakin ramai sajalah stand kami.

Semakin, siang, semakin sore, semakin malam. Stand kami makin ramai dan meriah yang mungkin sebagian besar disebaban acara Bazaar yang memang seru dan stand-stand tetangga yang menarik. Menjelang sore, buku tamu terlihat penuh dan anak-anak sudah semakin lelah. Mentari mulai beringsut pulang diselingi pelukan ratu malam yang sebentar lagi bertahta. Acara Bazaar pun berakhir pada pukul 18.00.

Sebagian dari kami pulang ke rumah masing-masing, sebagian lagi beramai-ramai menuju rumah kakek Kamesenin untuk mengadu tembakau. Yayaya, akhirnya Buleut kembali menebar indahnya senyum pada sesama dan memberikan hangatnya pelukan bagi anak-anak kecil. Semoga misi promosi dan regenerasi kali ini berhasil dan tawa serta tari bocah-bocah itu pun kembali menular dan menggema..

Wassalam..