Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

Saturday, June 29, 2013

7 Summit Merbabu, 6 - 8 Juni 2013




Tertanggal 5 juni 2013. Berangkatlah ke gunung merbabu. Gunung inu terletak d wilayah jawa tengah dan berdekatan dengan kota boyolali dan salatiga.
Uniknya, gunung merbabu dikenal mempunyai 7 puncak utama, atau biasa disebut seven summit merbabu. Mungkin juka belum berkesempatan menggapai 7 summit sebenernya yang merupakan tujuh puncak dunia di masing - benua, dapat menjajal dulu 7 summit di merbabu ini. Toh setelah turun akan sama - sama mempunyai julukan 7 summiters. Hehe..
Untuk menuju puncak gunung ini dapat dicapai dari Jalu wekas (magelang), selo (boyolali), dan kopeng (salatiga).
Pada kesempatan ini pendakian dimulai dari jalur kopeng dan turun di jalur selo yang berhadapan langsung dengan gunung merapi.
Transportasi ke kawasan wisata kopeng dari bandung dapat ditempuh dengan menggunakan bus jurusan semarang dengan kisaran harga 80-100 rbu rupiah (saya merasa ditipu karena naik bis po bhinneka dgn jurusan semarang ac seharga 120 ribu dan dioper ke bis bobrok tanpa ac di terminal kota tegal, padahal pulang dari solo dgn po rajawali ac hanya seharga 95 ribu tanpa oper-oper bis). Setelah itu dilanjutkan ke kota salatiga dengan ongkos 10 ribu rupiah untuk turun di pasar sapi salatiga dengan lama perjalanan sekitar 1 jam. Di pasar sapi ini terdapat pasar tradisional sehinga para penjelajah dapat berbelanja logistik perbekalan dsini.
Wilayah Kopeng
Setelah dari pasar sapi melanjutkab menuju kawasan kopeng dengan minibus (kalau tidak salah 5 ribu rupiah) selama kurang lebih 30 menit. Setelah sampai di kawasan kopeng, kita dapat turun di arah desa thekelan atau cuntel karena kedua desa tersebut mempunyai jalur pendakian. Kali ini pendakian dimulai dari desa thekelan setelah sewa ojek 10 ribu selama sekitar 30 menit untuk menghemat tenaga.


Di basecamp thekelan dapat beristirahat dan menanyakan informasi sekitar perjalanan lewat jalur kopeng thekelan ini. Selain itu pengunjung diwajibkan membayar administrasi sebesar 4 ribu rupiah per orangnya.
Basecamp Thekelan

6 Juni 2013
16.00 - 17.00 : memulai perjalanan dari basecamp menuju pos 1 (Pending) dengan jarak sekitar 1200 meter. Di pos satu ini terdapat sumber air melimpah dan shelter tembok sehingga sangat pas untuk bermalam karena pendakian kali ini dimulai terlalu sore..
Camp 1
Di pos ini akan sangat indah pemandangan city light kota salatiga.
Sumber Air Camp 1 dengan latar kota salatiga
7 juni 2013, 
08.30-09.30: Karena terlambat bangun, pendakian baru dilanjutkan jam setengah 9 menuju pos 2 yang berjarak kurang lebih 1000 meter. Jalur yang dilewati masih agak rapat hampir sama dengan perjalanan ke pos 1. Setelah sekitar satu jam perjalanan, akan ditemukan pos 2 (Pereng Putih). Di pos ini terdapat pula shelter permanen seperti di pos 1, namun tidak terlihat keberadaan sumber air.
Camp 2
 
Setelah istirahat sekitar 15 – 30 menit, perjalanan dilanjutkan dari pos 2. Nah, dari sini tidak ada lagi penanda pos 3 (Gumuk Menthul) dan pos 4 (Lempong Sampan). Berhubung baru pertama kali mendaki merbabu, 2 dataran yang agak luas diperkirakan sebagai pos 3 dan 4. Menurut info jarak dari pos 2 ke pos 3 hanya 30 menit dengan jarak 575 meter. Dan dari pos 3 menuju pos 4 dapat dilewati sekitar 1 jam dengan jarak 785 meter. Dari pos 2 sampai pos 4 ini medan yang dilalui masih relatif terjal dengan kemiringan kira – kira 300.




Puncak 1 Watu Gubug
Setelah dari pos 4, perjalanan dilanjutan ke puncak pertama (Watu Gubug). Jalur yang ditempuh relatif curam dan menguras tenaga, apalagi hujan turun sehingga membuat jalan tanah menjadi licin, webbing akan sangat membantu untuk melalui jalur ini. Setelah sekitar satu jam lebih dan menempuh jarak 724 meter, sampailah di Watu gubug. Inilah gerbang pertama 7 summit merbabu. Penulis sampai di pos ini pada pukul 13.00 dengan kodisi gerimis dan berkabut. Sayangnya, vandalisme telah merajalela di pos ini. Banyak tulisan – tulisan yang ingin menunjukkan eksistensi oleh para pendaki di bebatuan besar pos ini.

  
Perjalanan ke Watu Tulis
Perjalanan dilanjutkan ke puncak 2 (Watu Tulis). Nah, medan yang dilalui sangat menguras tenaga dan juga mental. Jarak yang akan ditempuh yaitu 435 meter dengan waktu normal 35 menit







Pemandangan dari Watu Tulis
Sampai lewat tengah hari pukul 13.55, sampailah di pos pemancar atau puncak ke 2. Disebut puncak pemancar karena ada bangunan tower BTS disini beserta shelter permanennya. Di sini terdapat tanah datar yang dapat dijadikan tempat berkemah beberapa tenda. Di dalam shelter tower pemancar tidak disarankan berkemah karena kondisinya yang kotor dan tidak nyaman. Istirahat, memasak, dan bakar tembakau dilakukan disini.
 
Setelah istirahat lama lebih dari 1 jam, perjalanan dilanjutkan menuju puncak 3 geger sapi dengan jalur menurun dan menghemat tenaga. Lama perjalanan sekitar 15 menit. Disebut geger sapi karena puncakannya seperti punggng sapi dengam sisi sebelah kiri dan kanan tebing jurang.
Puncak 3 Geger Sapi
Turun kebawah lagi akan menemukan lembahan yang dapat dipakai tempat berkemah. Setelah dari lokasi ini menanjak ke beberapa saat sampai dataran yang yang disebut sebagai helipad karena berupa puncakan yang menyerupai tempat pendaratan helikopter.
Dari helipad ini menanjak scrambling medan bebatuan sekitar 30 menit sampai menemukan dataran lagi yang penulis pakai sebagai tempat bermalam lagi. Disini pemandangan sangat indah karena dapat terlihat puncak pemancar dan geger sapi dengan jelas, bahkan ketika malam hari terlihat city light dan cahaya senter para pendaki yang melakukan perjalanan malam turun dari puncak pemancar. Malam yang cerah pun tertampak ribuan bintang karena tempat ini amat terbuka. Hanya hawa dingin ekstra kekurangannya karena jika mendirikan tenda tidak ada yang menghalanginya dari tiupan angin.
 


8 Juni 2013
Puncak 4 Syarif
Pagi hari, sekitar pukul 08.00 Perjalanan dilanjutkan menuju puncak 4, puncak syarif. Cukup ikuti jalur yang banyak menanjak sampai menemukan pertigaan jalur dengan vegetasi ilalang. Ambil jalan ke kiri ke arah puncak syarif. Cukup waktu selama sekitar 20 menit dari pertigaan menuju puncak syarif.

Pertigaan

Konon ada seorang pelarian pada jaman penjajahan yang bernama syarif bersembunyi dari pengejaran di puncak ini.

Setelah puas menikmati puncak syarif yang relatif luas dan dapat dipakai tempat berkemah namun kurang terlindungi dari terpaan angin, berjalanlah kembali ke arah pertigaan dan lewati jalur yang lain menuju puncak 5 ondo rante.




Menuju Puncak 5 Ondo Rante
Menuju ondo rante jalur yang dilewati naik turun namun lebih banyak tanjakannya. Banyak medan berbatu dan ilalang serta pemandangan sabana yang membentang.
  Ikuti saja jalur yang ada sampai menemukan cabang jalan. Ke kiri jalan melipir datar, sedangkan ke kanan jalan menanjak terjal berbatu ke arah puncak 5 ondo rante. Nah, di percabangan ini ada baiknya tidak membawa ransel karena jika turun dari ujung yang lainnya sangat terjal dan berbahaya, butuh koordinasi penuh tubuh untuk menjaga keseimbangan. Penulis sudah sampai di puncak 5 ini sekitar pukul 9 pagi karena jarak tempuh dari puncak 4 hanya memakan waktu kurang lebih 15 menit. Setelah turun dari puncak 5 ini, kembali ke percabangan untuk mengambil ransel lalu perjalanan dilanjutkan melalui jalan melipir. Kondisi di wilayah ini penuh dengan rerumputan dan pohon bunga edellweiss di tebing-tebingnya, sangat indah. 



Sekitaran Ondo Rante

Menuju Kenteng Songo
Beberapa saat sebelum sampai di puncak 6 (Kenteng Songo) atau puncak tertinggi gunung merbabu, para pendaki dihadapkan pada jalur yang relatif sulit untuk dilalui. Berhubung baru hujan, maka jalur tanah yang ada sulit didaki dan rerumputan yang dapat dijadikan tumpuan pegangan sudah goyah karena telah banyak dipakai oleh pandaki lain yang baru saja melewatinya.
Sampai di puncak Kenteng Songo setelah berjalan lebih dari 30 menit, pemandangan sangat indah dan banyak yang bisa dinikmati jika cuaca sedang cerah. Puncak ini berupa dataran yang dapat dipakai tempat berkemah beberapa tenda. Disini terdapat batu aneh yang berlubang seperti dipahat dengan sangat sempurna berjumlah 9 buah. Menurut cerita setempat, dulunya tempat ini adalah sebuah istana. Selain itu, puncak 7 (Triangulasi) dapat terlihat dari sini.




Puncak 6 Kenteng Songo
 
Puncak 7 Triangulasi
Dari Kenteng Songo perjalanan dilanjutkan ke puncak terakhir (yeey), yaitu puncak triangulasi yang berjarak kurang dari 100 meter. Penulis sampai di puncak ini pada sekitar pukul 10. Sayangnya, kondisi berkabut dan disusul dengan hujan yang mengharuskan segera turun.


 

Setelah menikmatu 7 summit merbabu. Turunlah melewati jalur selo. Ambil jalur terjal menurun dari puncak 7 ini. Medan yang dilalui amat menurun sehingga jika memungkinkan para pendaki dapat berlari menuruninya. Pemandangan sangat indah karena terdapat padang rumput (sabana) yang amat luas. Di area ini, medan yang dilalui berbukit – bukit naik turun. Setelah sekitar 1 jam 30 menit, sampailah di pos sabana II. Pos ini berada di tengah sabana sehingga sepertinya akan sangat nikmat jika bermalam disini.






Perjalanan dilanjutkan ke pos sabana 1 dengan waktu tempuh sekitar 1 jam jika berjalan santai. Pos ini masih berupa padang rumput sabana dengan tempat mendirikan tenda yang luas. Pemandangannya pun tidak kalah dengan pos sabana II. Apalagi gunung merapi dapat dinikmati pemandangannya dari sini.
Pukul 13.30 perjalanan pulang dilanjutkan. Medan selanjutnya masih perbukitan yang relatif datar. Disarankan memperhatiakan jalur karena banyak cabang jalur yang sepertinya dibuat oleh penduduk setempat. Setelah melewati perbukitan, kondisi medan mulai curam menurun dengan vegetasi yang rapat.

Merapi dari Selo
 
Pukul 15.30, akhirnya sampai juga di pintu gerbang pos pendakian selo. Dekat dari gerbang ini terdapat basecamp yang dapat dipakai beristirahat bahkan menginap. Disini dijual pula souvenir gunung merbabu dan makanan serta minuman.
Basecamp Selo

Berhubung sudah tidak ada kendaraan lagi untuk menuju cepogo. Penulis memutuskan untuk bermalam sehari lagi di basecamp ini. Sebenarnya bisa saja mencarter kendaraan lewat si empunya basecamp (Kalau tidak salah carter menuju jogja biayanya sekitar 300ribu atau 350 ribu setelah ada pendaki yang memaksa ingin pulang). Suasana di basecamp ini terasa hangat karena banyak pendaki yang mampir sebelum memulai pendakian ataupun hendak pulang.
Pasar Cepogo
Pagi hari tanggal 9 juni nya sekitar pukul 6.30 penulis berjalan kaki meninggalkan desa selo karena belum terlihat ada angkutan yang datang. Untungnya di tengah perjalanan ada mobil pick up agak kosong sehingga dapat menebeng sampai jalan raya. Di jalan raya pun ternyata belum menemukan kendaraan umum sehingga berjalan dulu ke arah pasar cepogo dan di tengah jalan ada mobil pick-up lagi yang kami tumpangi kembali. Sampai di pasar cepogo cari angkutan menuju boyolali dengan ongkos 4000 rupiah (kalau tidak salah). Di terminal boyolali dapat langsung menuju bandung atau jakarta dengan ongkos yang variatif.
Merapi dari Selo


No comments:

Post a Comment