Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

Monday, July 15, 2013

Ramadhan di Negeriku



                Ketika bulan ramadhan sebagai bulan suci umat muslim datang, tentu ada suka dan ada pula duka yang dirasakan oleh para penyambutnya. Suka cita karena di bulan ini seluruh amal dilipatgandakan, dan duka bagi sebagian untuk menahan lapar dan haus. Nah disamping semua itu, bayak hal-hal unik yang terjadi dinegeriku ini ketika bulan puasa datang.




·         Harga Barang naik terutama harga bahan makanan

sindonews.com
Menurut saya ini terbilang unik, kenapa bahan makanan selalu naik menjelang puasa tanpa adanya intervensi penanggulangan dari pemerintah? padahal setiap tahunnya terjadi hal yang sama..

Disatu sisi, penyebabnya yaitu saat semestinya umat muslim menahan hawa nafsu duniawi, ternyata di bulan suci ini para rakyat negeriku bermewah-mewah dalam menjalaninya.

Yang tidak biasa makan daging memaksakan diri dan keluarga untuk makan daging, sehingga permintaan akan daging melonjak dan harga pun naik. Bahkan yang biasa makan sedikit ataupun sederhana juga bermewah-mewah dengan hidangan di rumah masing-masing di bulan ramadhan ini.

Kenapa oh kenapa? Haruskah bulan yang penuh berkah ini dijalani dengan memaksakan bermewah-mewah? Haruskah? Atau apakah hal ini merupakan salah satu ibadah???

Mungkin semetinya harga bahan-bahan malah turun di bulan ramadhan karena para penikmatnya menahan hawa nafsu yang mungkin tak terbendung di bulan-bulan lainnya. Namun yang terjadi...


·         Banyaknya razia kendaraan bermotor

http://m.news.viva.co.id
Dijalan raya pun unik, menjelang dan ketika menjalani bulan ramadhan, entah mengapa aparat polisi sepertinya lebih sering mengadakan operasi razia kendaraan bermotor. Tidak tahu apakah yang di razia itu kendaraan tak beridentitas ataupun kendaraan tidak lengkap (biasalah, pasti ada saja kesalahan para pengendara kendaraan bermotor).


Ini saya merasakan dan mengalami. Apalagi ketika saya sedang bersepeda motor lalu melihat seragam coklat khas kepolisian, hati ini langsung tidak nyaman. Ada perasaan tidak aman meskipun kendaraan saya lengkap, stnk dan sim pun sebenarnya lengkap. Aneh, saya merasa tidak terlindungi dan terayomi ketika melihat aparat negara yang ini. Apalagi dikarenakan kuantitas razia yang bertambah di bulan ramadhan, saya makin sering meihat baju coklat, dan makin sering pula terlintas rasa tak aman dalam dada.

Mungkin memang maksud penambahan operasi ini untuk mengamankan keadaan karena kriminalitas meningkat. Tapi tetap saja ada oknum bahkan rombongan oknum yang mencari THR tambahan, dan itu tidak bisa dipungkiri.


·         Acara Tv saat sahur yang serupa

Hal ini juga saya rasakan aneh, di saat sahur terkadang suasana amat hening ketika sedang sendirian. Agar agak meriah, tentu sesekali saya hidupkan TV untuk mencari hiburan ataupun tambahan pengetahuan. Namun yang saya dapat hanya acara lawak yang sama dari satu stasiun tv ke stasiun tv lainnya.

Format acaranya pun sama, para pelawak yang sudah malang meintang di jagat entertainment televisi Indonesia pasti hadir di saat sahur. Ditemani satu atau dua artis wanita cantik, bahkan biasanya ada seorang wanita cantik bohay berdiri diam dibelakangnya (saya tidak mengerti, hanya sebagai pajangan pemaniskah?). Para penonton yang sering tertawa dan berteriak “HAAAAA...”. Lalu pasti ada kuis bagi bagi rejeki melaui telepon dengan pertanyaan-pertanyaan yang jujur saya katakan tidak bermutu. Ditambah ketika menelpon harus menyebutkan “password” yang telah disusupi pesan sponsor dengan bumbu candaan dari pembawa acara.

Sebenarnya tidak salah dengan hal ini, tapi knapa stasin tv besar hampir seragam menanyangkannya? Memang pasti terkait masalah rating, namun jika terus-terusan begini setiap tahun, bagi saya ini adalah pembodohan. Kasarnya seperti ini: rakyat menjadi senang dengan hiburan dan acara dangkal karena hal itu didukung oleh media negeri ini sendiri. Saya dan juga rakyat lainnya menjadi tidak punya pilihan.

·         Masjid yang penuh dengan orang tidur

http://foto.news.viva.co.id
Tidak banyak yang bisa saya katakan dan protes tentang hal ini. Tentu tenaga dan stamina akan berkurang ketika berpuasa sehingga membutuhkan isirahat ekstra.


Yang saya pertanyakan adalah banyak yang tidur di saat siang hari-hari bulan ramadhan berdalih bahwa tidurnya itu berpahala. Saya masih ragu, benarkah demikian? Karena saya pernah mendengar bahwa hadits seperti itu tidak shahih.

Masak iya, hanya dengan tidur kita dapat pahala? Bukankah lebih baik mengerjakan amalan-amalan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain? Bukankah itu jelas-jelas ada pahalanya?

Yang saya dapat dari esensi tidur di siang hari di bulan ramadhan yaitu daripada melakukan maksiat dan hal-hal yang mengurangi bahkan membatalkan puasa, memang lebih baik tidur. Karena ketika tidur kita tidak akan berbuat dosa. Namun mengapa jadi diterjemahkan bahwa tidur siang ketika puasa itu berpahala?


·         Melapang dan menyempitnya masjid saat shalat tarawih

Femomena lainnya di bulan ramadhan, saat tanggal-tanggal awal ramadhan masjid saat tarawih penuh sekali, sampai ada yang ikut shalat tarawih dari luar bangunan, luar biasa niat ibadah kaum musli di negeriku.


Namun seiring berjalannya waktu, makin hari pasti makin sedikit jemaat shalat tarawih, yang tadinya berebut masuk ke bangunan masjid, akhirnya telat datang pun dapat dengan leluasa masuk ke barisan tengah syaf di dalam bangunan masjid.

Kenapa ya? Apakah di awal-awal bulan ramadhan rakyat negeriku ikut terpukau oleh euforia datangnya bulan suci namun di tengah dan di akhir bulannya sudah merasa biasa saja dengan bulan ini? Atau mungkin makin sibuk dengan banyaknya undangan berbuka puasa bareng atau persiapan mudik lebaran?

Hmm, semangat di awal lalu loyo malas dan lemas di tengah sampai akhir. Daya juangnya?


·         Aksi penutupan rumah makan dengan paksa oleh ormas

http://daerah.sindonews.com/
Ini juga “tradisi” aneh menurut saya. Di berita banyak disebutkan adanya penutupan rumah makan yang buka di siang hari di bulan puasa oleh suatu ormas secara paksa. Ormas – ormas ini berdalih bahwa mereka melakukan ini untuk menjaga kekhusyukan ibadah puasa.

Dalam opini  saya, sepertinya tidak perlu penutupan paksa seperti itu. Umat muslim yang benar taat dan ikhlas puasanya tidak akan tergoda untuk membatalkan puasanya hanya karena ada rumah makan yang buka. Toh warung makan juga banyak yang membuat restoran atau lapaknya agak tertutup dengan kain, tirai, atau semacamnya untuk menghormati yang sedang menjalani ibadah puasa.



Apapun, Selamat Beribadah Puasa

www.islamski-centar.org 


1 comment: