Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

Tuesday, July 23, 2013

Rakyatku Yang Mungkin Agak Munafik

              


    Negeriku amat sangat kaya raya. Tanahnya, udaranya, airnya, semuanya nyaris sempurna. Namun kami tidak dapat dibilang makmur sejahtera. Rakyat negeriku pun sering menyalahkan pemerintah dan para pemimpin atas derita dan ketidaknyamanan yang kami rasakan.

Dan memang rakyat tidak salah juga, karena rakyat negeriku telah dikorbankan untuk penebalan dompet wakil-wakil mereka. Namun sepertinya rakyat juga bisa disalahkan atas beberapa ketidaknyamanan karena akibat ulah rakyat negeriku sendiri.


Ø  Kemacetan

Banyak dijumpai di kota-kota besar, ketika jalanan macet, orang malah seenaknya menyusul dengan segala cara. Menyusul dari trotoar, menyusul lewat jalur arah berlawanan, menyusul lewat jalan darurat, dan lain-lain.

Sebenernya jalanan akan lebih lancar jika ketika jalanan dalam keadaan macet tidak ada yang susul menyusul, semua mengantri dengan sabar. Karena jika susul menyusul ketika macet, apalagi lewat jalur trotoar atau jalur trotoar, akan menghambat banyak kendaraan ketika yang menyusul akan kembali ke jalurnya. Apalagi jika menyusul lewat jalur yang berlawanan dan ada kendaraan dari arah berlawanan terhalangi jalannya, akan menyebabkan jalur kedua arah enjadi macet.

Jadi rakyat di negeriku ini, hanya mengutuk macet. “Sialan!! Macet!!”, padahal mereka berperan besar dalam membuat kemacetannya. Penjahat yang munafik memang.

Para pelaku kejahatan lalu lintas ini padahal banyak yang terdapat dari kalangan terpelajar, mngkin sedikit terlihat dari kendaraan pribadi yang dibawanya. Tapi apakah mereka tidak bisa berpikir? Tidak sampaikah nalarnya bahwa perbuatan mereka bukan siolusi mengatasi macet? Hanya mementingkan diri sendiri yang cepat sampai, tidak peduli orang lain mengalami macet yang makin menjadi karena dirinya?
Tidak hanya para wakil rakyat yang mementingkan diri sendiri ternyata, rakyatnya pun sama saja.


Ø  Banjir

Mengeluhlah orang-orang dengan keadaan kota mereka yang sering mengalami bajir. Padahal penyebab banjir itu ya mereka sendiri. Pembuangan limbah dan sampah rumah tangga yang sembarangan yang mungkin diteruskan ke aliran sungai adalah perbuatan bodoh namun sering dilakukan rakyat negeriku.

Contoh konkrit. Di Bandung, daerah dayeuhkolot dan baleendah sering terjadi banjir parah yang sampai menenggelamkan rumah mesti tidak seluruhnya. Disana ada pemandangan unik, di pinggir sungai dekat pemukiman warga yang kompleknya masih berdampingan dengan salah satu kampus ternama di bandung, ada tempat sampah dari semen besar yang nampaknya digunakan warga untuk tempat pembuangan sementara (TPS). Lucunya, bagian belakang tempat sampah itu yang menghadap ke sungai, dibiarkan bolong tanpa penghalang. Jadi terlihat sampah-sampah yang menyangkut di bantaran sungai yang berasal dari tempat sampah besar tersebut. Ternyata jika bak sampah sudah penuh, sampahnya akan dibuang dan dialirkan ke sungai. Hebat ya? Kenapa tidak sekalian saja buang ke sungai?

Rakyat Negeriku memang penjahat alam


Ø  Penumpukan Sampah

Hal ini masih terkait dengan poin sebelumnya. Ini banyak juga terjadi di kota-kota besar maupun kecil. Sering terlihat tumpukan sampah di tengah pemukiman pada bantaran jalannya. Meski sudah diberikan tulisan dilarang membuang sampah, tetap saja sampah di tempat-tempat tersebut berubah komposisinya setiap hari.

Rakyat Negeriku berperan lagi. Mereka membuang sampah seenak jidatnya. Dimana ada tempat kosong tak berpenghuni, disitulah sampah bisa dibuang. “daripada menuhin bak sampah sendiri?” kata mereka membela diri.

Pengendara mobil pun sama, mereka membuang makanan dan minuman yang dikonsumsi di dalam kendaraan ke luar jendela. Tidak bisa dipungkiri, ini dapat terlihat dimana-mana.

Di pasar, para pedagang dan pembeli membuang sampah disekitar mereka (ini memang parah) sembari mereka berkegiatan dan bertransaksi di sekitar sampah yang mereka buang sendiri.

Di masjid besar. Di pelatarannya banyak puntung rokok dan plastik –platik bekas makanan. Apalagi ketika bulan ramadhan tiba.

Ya, seluruh wilayah negeri ini adalah tempat sampaaahh..


Ø  Dana pemerintah tidak transparan

Hal ini banyak dikeluhkan masyarakat padahal tidak jarang yang mengambil dan mencoceng dana pemerintah itu ya warga lokal juga.

Sebagai contoh, ketika dana pembangunan sebuah desa akan dikucurkan ke masyarakat untuk pembangunan infrastruktur (setelah dipotong oleh bupati, camat, lura, dsb tentunya..), warga setempat telah memutar otak untuk mendapatkan penghasilan dari dana negara itu.

Karena mereka yang punya wilayah, mereka bisa saja memilih cara pengadaan barang. Harga bisa mereka naikkan dari harga normal di proposal, volume dan jumlah barang tidak sesuai. Apalagi dari kualitas, karena biasanya warga lokal sendiri yang mengerjakan, maka kualitas bisa dikurangi untuk mengurangi biaya infrastruktur sehingga akan terdapat dana lebihan untuk kantong prinadi masing-masing.

Korupsi memang sudah mengakar samapai ke rakyat kecil.


Ø  Angkutan umum yang buruk kualitasnya

Banyak yang mengeluhkan buruknya kualitas  dan kebersihan angkutan umum di negeriku. Padahal, para penumpang memang bagai tidak beradab berperilaku di dalam angkutan umumnya sendiri.

Banyak coretan-coretan di kendaraan umum yang menunjukkan eksistensi penumpang-penumpang terdahulu.

Tak jarang orang membuang makanan dan minuman ke lantai bis dan angkot sehingga membuatnya berkarat. Fasilitas angkutan umum seperti terminal dan halte pun sama nasibnya, kotor dan penuh coretan.

Dan mereka hanya menyalahkan pemerintah tanpa melihat dirinya sendiri.




Yah, masih banyak sebenarnya contoh lain, namun jika dipaparkan lebih panjang hanya akan membuat sedih akan keadaan negeriku ini. Harapan nya mungkin adanya kesadaran masyrakat sendiri serta munculnya pemimpin tegas yang hatinya memang berniat untuk mengabdi pada rakyat negeriku. Namun menunggukah hal yang hanya bisa kita lakukan? Nampaknya.....



Monday, July 15, 2013

Ramadhan di Negeriku



                Ketika bulan ramadhan sebagai bulan suci umat muslim datang, tentu ada suka dan ada pula duka yang dirasakan oleh para penyambutnya. Suka cita karena di bulan ini seluruh amal dilipatgandakan, dan duka bagi sebagian untuk menahan lapar dan haus. Nah disamping semua itu, bayak hal-hal unik yang terjadi dinegeriku ini ketika bulan puasa datang.




·         Harga Barang naik terutama harga bahan makanan

sindonews.com
Menurut saya ini terbilang unik, kenapa bahan makanan selalu naik menjelang puasa tanpa adanya intervensi penanggulangan dari pemerintah? padahal setiap tahunnya terjadi hal yang sama..

Disatu sisi, penyebabnya yaitu saat semestinya umat muslim menahan hawa nafsu duniawi, ternyata di bulan suci ini para rakyat negeriku bermewah-mewah dalam menjalaninya.

Yang tidak biasa makan daging memaksakan diri dan keluarga untuk makan daging, sehingga permintaan akan daging melonjak dan harga pun naik. Bahkan yang biasa makan sedikit ataupun sederhana juga bermewah-mewah dengan hidangan di rumah masing-masing di bulan ramadhan ini.

Kenapa oh kenapa? Haruskah bulan yang penuh berkah ini dijalani dengan memaksakan bermewah-mewah? Haruskah? Atau apakah hal ini merupakan salah satu ibadah???

Mungkin semetinya harga bahan-bahan malah turun di bulan ramadhan karena para penikmatnya menahan hawa nafsu yang mungkin tak terbendung di bulan-bulan lainnya. Namun yang terjadi...


·         Banyaknya razia kendaraan bermotor

http://m.news.viva.co.id
Dijalan raya pun unik, menjelang dan ketika menjalani bulan ramadhan, entah mengapa aparat polisi sepertinya lebih sering mengadakan operasi razia kendaraan bermotor. Tidak tahu apakah yang di razia itu kendaraan tak beridentitas ataupun kendaraan tidak lengkap (biasalah, pasti ada saja kesalahan para pengendara kendaraan bermotor).


Ini saya merasakan dan mengalami. Apalagi ketika saya sedang bersepeda motor lalu melihat seragam coklat khas kepolisian, hati ini langsung tidak nyaman. Ada perasaan tidak aman meskipun kendaraan saya lengkap, stnk dan sim pun sebenarnya lengkap. Aneh, saya merasa tidak terlindungi dan terayomi ketika melihat aparat negara yang ini. Apalagi dikarenakan kuantitas razia yang bertambah di bulan ramadhan, saya makin sering meihat baju coklat, dan makin sering pula terlintas rasa tak aman dalam dada.

Mungkin memang maksud penambahan operasi ini untuk mengamankan keadaan karena kriminalitas meningkat. Tapi tetap saja ada oknum bahkan rombongan oknum yang mencari THR tambahan, dan itu tidak bisa dipungkiri.


·         Acara Tv saat sahur yang serupa

Hal ini juga saya rasakan aneh, di saat sahur terkadang suasana amat hening ketika sedang sendirian. Agar agak meriah, tentu sesekali saya hidupkan TV untuk mencari hiburan ataupun tambahan pengetahuan. Namun yang saya dapat hanya acara lawak yang sama dari satu stasiun tv ke stasiun tv lainnya.

Format acaranya pun sama, para pelawak yang sudah malang meintang di jagat entertainment televisi Indonesia pasti hadir di saat sahur. Ditemani satu atau dua artis wanita cantik, bahkan biasanya ada seorang wanita cantik bohay berdiri diam dibelakangnya (saya tidak mengerti, hanya sebagai pajangan pemaniskah?). Para penonton yang sering tertawa dan berteriak “HAAAAA...”. Lalu pasti ada kuis bagi bagi rejeki melaui telepon dengan pertanyaan-pertanyaan yang jujur saya katakan tidak bermutu. Ditambah ketika menelpon harus menyebutkan “password” yang telah disusupi pesan sponsor dengan bumbu candaan dari pembawa acara.

Sebenarnya tidak salah dengan hal ini, tapi knapa stasin tv besar hampir seragam menanyangkannya? Memang pasti terkait masalah rating, namun jika terus-terusan begini setiap tahun, bagi saya ini adalah pembodohan. Kasarnya seperti ini: rakyat menjadi senang dengan hiburan dan acara dangkal karena hal itu didukung oleh media negeri ini sendiri. Saya dan juga rakyat lainnya menjadi tidak punya pilihan.

·         Masjid yang penuh dengan orang tidur

http://foto.news.viva.co.id
Tidak banyak yang bisa saya katakan dan protes tentang hal ini. Tentu tenaga dan stamina akan berkurang ketika berpuasa sehingga membutuhkan isirahat ekstra.


Yang saya pertanyakan adalah banyak yang tidur di saat siang hari-hari bulan ramadhan berdalih bahwa tidurnya itu berpahala. Saya masih ragu, benarkah demikian? Karena saya pernah mendengar bahwa hadits seperti itu tidak shahih.

Masak iya, hanya dengan tidur kita dapat pahala? Bukankah lebih baik mengerjakan amalan-amalan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain? Bukankah itu jelas-jelas ada pahalanya?

Yang saya dapat dari esensi tidur di siang hari di bulan ramadhan yaitu daripada melakukan maksiat dan hal-hal yang mengurangi bahkan membatalkan puasa, memang lebih baik tidur. Karena ketika tidur kita tidak akan berbuat dosa. Namun mengapa jadi diterjemahkan bahwa tidur siang ketika puasa itu berpahala?


·         Melapang dan menyempitnya masjid saat shalat tarawih

Femomena lainnya di bulan ramadhan, saat tanggal-tanggal awal ramadhan masjid saat tarawih penuh sekali, sampai ada yang ikut shalat tarawih dari luar bangunan, luar biasa niat ibadah kaum musli di negeriku.


Namun seiring berjalannya waktu, makin hari pasti makin sedikit jemaat shalat tarawih, yang tadinya berebut masuk ke bangunan masjid, akhirnya telat datang pun dapat dengan leluasa masuk ke barisan tengah syaf di dalam bangunan masjid.

Kenapa ya? Apakah di awal-awal bulan ramadhan rakyat negeriku ikut terpukau oleh euforia datangnya bulan suci namun di tengah dan di akhir bulannya sudah merasa biasa saja dengan bulan ini? Atau mungkin makin sibuk dengan banyaknya undangan berbuka puasa bareng atau persiapan mudik lebaran?

Hmm, semangat di awal lalu loyo malas dan lemas di tengah sampai akhir. Daya juangnya?


·         Aksi penutupan rumah makan dengan paksa oleh ormas

http://daerah.sindonews.com/
Ini juga “tradisi” aneh menurut saya. Di berita banyak disebutkan adanya penutupan rumah makan yang buka di siang hari di bulan puasa oleh suatu ormas secara paksa. Ormas – ormas ini berdalih bahwa mereka melakukan ini untuk menjaga kekhusyukan ibadah puasa.

Dalam opini  saya, sepertinya tidak perlu penutupan paksa seperti itu. Umat muslim yang benar taat dan ikhlas puasanya tidak akan tergoda untuk membatalkan puasanya hanya karena ada rumah makan yang buka. Toh warung makan juga banyak yang membuat restoran atau lapaknya agak tertutup dengan kain, tirai, atau semacamnya untuk menghormati yang sedang menjalani ibadah puasa.



Apapun, Selamat Beribadah Puasa

www.islamski-centar.org 


Saturday, June 29, 2013

7 Summit Merbabu, 6 - 8 Juni 2013




Tertanggal 5 juni 2013. Berangkatlah ke gunung merbabu. Gunung inu terletak d wilayah jawa tengah dan berdekatan dengan kota boyolali dan salatiga.
Uniknya, gunung merbabu dikenal mempunyai 7 puncak utama, atau biasa disebut seven summit merbabu. Mungkin juka belum berkesempatan menggapai 7 summit sebenernya yang merupakan tujuh puncak dunia di masing - benua, dapat menjajal dulu 7 summit di merbabu ini. Toh setelah turun akan sama - sama mempunyai julukan 7 summiters. Hehe..
Untuk menuju puncak gunung ini dapat dicapai dari Jalu wekas (magelang), selo (boyolali), dan kopeng (salatiga).
Pada kesempatan ini pendakian dimulai dari jalur kopeng dan turun di jalur selo yang berhadapan langsung dengan gunung merapi.
Transportasi ke kawasan wisata kopeng dari bandung dapat ditempuh dengan menggunakan bus jurusan semarang dengan kisaran harga 80-100 rbu rupiah (saya merasa ditipu karena naik bis po bhinneka dgn jurusan semarang ac seharga 120 ribu dan dioper ke bis bobrok tanpa ac di terminal kota tegal, padahal pulang dari solo dgn po rajawali ac hanya seharga 95 ribu tanpa oper-oper bis). Setelah itu dilanjutkan ke kota salatiga dengan ongkos 10 ribu rupiah untuk turun di pasar sapi salatiga dengan lama perjalanan sekitar 1 jam. Di pasar sapi ini terdapat pasar tradisional sehinga para penjelajah dapat berbelanja logistik perbekalan dsini.
Wilayah Kopeng
Setelah dari pasar sapi melanjutkab menuju kawasan kopeng dengan minibus (kalau tidak salah 5 ribu rupiah) selama kurang lebih 30 menit. Setelah sampai di kawasan kopeng, kita dapat turun di arah desa thekelan atau cuntel karena kedua desa tersebut mempunyai jalur pendakian. Kali ini pendakian dimulai dari desa thekelan setelah sewa ojek 10 ribu selama sekitar 30 menit untuk menghemat tenaga.


Di basecamp thekelan dapat beristirahat dan menanyakan informasi sekitar perjalanan lewat jalur kopeng thekelan ini. Selain itu pengunjung diwajibkan membayar administrasi sebesar 4 ribu rupiah per orangnya.
Basecamp Thekelan

6 Juni 2013
16.00 - 17.00 : memulai perjalanan dari basecamp menuju pos 1 (Pending) dengan jarak sekitar 1200 meter. Di pos satu ini terdapat sumber air melimpah dan shelter tembok sehingga sangat pas untuk bermalam karena pendakian kali ini dimulai terlalu sore..
Camp 1
Di pos ini akan sangat indah pemandangan city light kota salatiga.
Sumber Air Camp 1 dengan latar kota salatiga
7 juni 2013, 
08.30-09.30: Karena terlambat bangun, pendakian baru dilanjutkan jam setengah 9 menuju pos 2 yang berjarak kurang lebih 1000 meter. Jalur yang dilewati masih agak rapat hampir sama dengan perjalanan ke pos 1. Setelah sekitar satu jam perjalanan, akan ditemukan pos 2 (Pereng Putih). Di pos ini terdapat pula shelter permanen seperti di pos 1, namun tidak terlihat keberadaan sumber air.
Camp 2
 
Setelah istirahat sekitar 15 – 30 menit, perjalanan dilanjutkan dari pos 2. Nah, dari sini tidak ada lagi penanda pos 3 (Gumuk Menthul) dan pos 4 (Lempong Sampan). Berhubung baru pertama kali mendaki merbabu, 2 dataran yang agak luas diperkirakan sebagai pos 3 dan 4. Menurut info jarak dari pos 2 ke pos 3 hanya 30 menit dengan jarak 575 meter. Dan dari pos 3 menuju pos 4 dapat dilewati sekitar 1 jam dengan jarak 785 meter. Dari pos 2 sampai pos 4 ini medan yang dilalui masih relatif terjal dengan kemiringan kira – kira 300.




Puncak 1 Watu Gubug
Setelah dari pos 4, perjalanan dilanjutan ke puncak pertama (Watu Gubug). Jalur yang ditempuh relatif curam dan menguras tenaga, apalagi hujan turun sehingga membuat jalan tanah menjadi licin, webbing akan sangat membantu untuk melalui jalur ini. Setelah sekitar satu jam lebih dan menempuh jarak 724 meter, sampailah di Watu gubug. Inilah gerbang pertama 7 summit merbabu. Penulis sampai di pos ini pada pukul 13.00 dengan kodisi gerimis dan berkabut. Sayangnya, vandalisme telah merajalela di pos ini. Banyak tulisan – tulisan yang ingin menunjukkan eksistensi oleh para pendaki di bebatuan besar pos ini.

  
Perjalanan ke Watu Tulis
Perjalanan dilanjutkan ke puncak 2 (Watu Tulis). Nah, medan yang dilalui sangat menguras tenaga dan juga mental. Jarak yang akan ditempuh yaitu 435 meter dengan waktu normal 35 menit







Pemandangan dari Watu Tulis
Sampai lewat tengah hari pukul 13.55, sampailah di pos pemancar atau puncak ke 2. Disebut puncak pemancar karena ada bangunan tower BTS disini beserta shelter permanennya. Di sini terdapat tanah datar yang dapat dijadikan tempat berkemah beberapa tenda. Di dalam shelter tower pemancar tidak disarankan berkemah karena kondisinya yang kotor dan tidak nyaman. Istirahat, memasak, dan bakar tembakau dilakukan disini.
 
Setelah istirahat lama lebih dari 1 jam, perjalanan dilanjutkan menuju puncak 3 geger sapi dengan jalur menurun dan menghemat tenaga. Lama perjalanan sekitar 15 menit. Disebut geger sapi karena puncakannya seperti punggng sapi dengam sisi sebelah kiri dan kanan tebing jurang.
Puncak 3 Geger Sapi
Turun kebawah lagi akan menemukan lembahan yang dapat dipakai tempat berkemah. Setelah dari lokasi ini menanjak ke beberapa saat sampai dataran yang yang disebut sebagai helipad karena berupa puncakan yang menyerupai tempat pendaratan helikopter.
Dari helipad ini menanjak scrambling medan bebatuan sekitar 30 menit sampai menemukan dataran lagi yang penulis pakai sebagai tempat bermalam lagi. Disini pemandangan sangat indah karena dapat terlihat puncak pemancar dan geger sapi dengan jelas, bahkan ketika malam hari terlihat city light dan cahaya senter para pendaki yang melakukan perjalanan malam turun dari puncak pemancar. Malam yang cerah pun tertampak ribuan bintang karena tempat ini amat terbuka. Hanya hawa dingin ekstra kekurangannya karena jika mendirikan tenda tidak ada yang menghalanginya dari tiupan angin.
 


8 Juni 2013
Puncak 4 Syarif
Pagi hari, sekitar pukul 08.00 Perjalanan dilanjutkan menuju puncak 4, puncak syarif. Cukup ikuti jalur yang banyak menanjak sampai menemukan pertigaan jalur dengan vegetasi ilalang. Ambil jalan ke kiri ke arah puncak syarif. Cukup waktu selama sekitar 20 menit dari pertigaan menuju puncak syarif.

Pertigaan

Konon ada seorang pelarian pada jaman penjajahan yang bernama syarif bersembunyi dari pengejaran di puncak ini.

Setelah puas menikmati puncak syarif yang relatif luas dan dapat dipakai tempat berkemah namun kurang terlindungi dari terpaan angin, berjalanlah kembali ke arah pertigaan dan lewati jalur yang lain menuju puncak 5 ondo rante.




Menuju Puncak 5 Ondo Rante
Menuju ondo rante jalur yang dilewati naik turun namun lebih banyak tanjakannya. Banyak medan berbatu dan ilalang serta pemandangan sabana yang membentang.
  Ikuti saja jalur yang ada sampai menemukan cabang jalan. Ke kiri jalan melipir datar, sedangkan ke kanan jalan menanjak terjal berbatu ke arah puncak 5 ondo rante. Nah, di percabangan ini ada baiknya tidak membawa ransel karena jika turun dari ujung yang lainnya sangat terjal dan berbahaya, butuh koordinasi penuh tubuh untuk menjaga keseimbangan. Penulis sudah sampai di puncak 5 ini sekitar pukul 9 pagi karena jarak tempuh dari puncak 4 hanya memakan waktu kurang lebih 15 menit. Setelah turun dari puncak 5 ini, kembali ke percabangan untuk mengambil ransel lalu perjalanan dilanjutkan melalui jalan melipir. Kondisi di wilayah ini penuh dengan rerumputan dan pohon bunga edellweiss di tebing-tebingnya, sangat indah. 



Sekitaran Ondo Rante

Menuju Kenteng Songo
Beberapa saat sebelum sampai di puncak 6 (Kenteng Songo) atau puncak tertinggi gunung merbabu, para pendaki dihadapkan pada jalur yang relatif sulit untuk dilalui. Berhubung baru hujan, maka jalur tanah yang ada sulit didaki dan rerumputan yang dapat dijadikan tumpuan pegangan sudah goyah karena telah banyak dipakai oleh pandaki lain yang baru saja melewatinya.
Sampai di puncak Kenteng Songo setelah berjalan lebih dari 30 menit, pemandangan sangat indah dan banyak yang bisa dinikmati jika cuaca sedang cerah. Puncak ini berupa dataran yang dapat dipakai tempat berkemah beberapa tenda. Disini terdapat batu aneh yang berlubang seperti dipahat dengan sangat sempurna berjumlah 9 buah. Menurut cerita setempat, dulunya tempat ini adalah sebuah istana. Selain itu, puncak 7 (Triangulasi) dapat terlihat dari sini.




Puncak 6 Kenteng Songo
 
Puncak 7 Triangulasi
Dari Kenteng Songo perjalanan dilanjutkan ke puncak terakhir (yeey), yaitu puncak triangulasi yang berjarak kurang dari 100 meter. Penulis sampai di puncak ini pada sekitar pukul 10. Sayangnya, kondisi berkabut dan disusul dengan hujan yang mengharuskan segera turun.


 

Setelah menikmatu 7 summit merbabu. Turunlah melewati jalur selo. Ambil jalur terjal menurun dari puncak 7 ini. Medan yang dilalui amat menurun sehingga jika memungkinkan para pendaki dapat berlari menuruninya. Pemandangan sangat indah karena terdapat padang rumput (sabana) yang amat luas. Di area ini, medan yang dilalui berbukit – bukit naik turun. Setelah sekitar 1 jam 30 menit, sampailah di pos sabana II. Pos ini berada di tengah sabana sehingga sepertinya akan sangat nikmat jika bermalam disini.






Perjalanan dilanjutkan ke pos sabana 1 dengan waktu tempuh sekitar 1 jam jika berjalan santai. Pos ini masih berupa padang rumput sabana dengan tempat mendirikan tenda yang luas. Pemandangannya pun tidak kalah dengan pos sabana II. Apalagi gunung merapi dapat dinikmati pemandangannya dari sini.
Pukul 13.30 perjalanan pulang dilanjutkan. Medan selanjutnya masih perbukitan yang relatif datar. Disarankan memperhatiakan jalur karena banyak cabang jalur yang sepertinya dibuat oleh penduduk setempat. Setelah melewati perbukitan, kondisi medan mulai curam menurun dengan vegetasi yang rapat.

Merapi dari Selo
 
Pukul 15.30, akhirnya sampai juga di pintu gerbang pos pendakian selo. Dekat dari gerbang ini terdapat basecamp yang dapat dipakai beristirahat bahkan menginap. Disini dijual pula souvenir gunung merbabu dan makanan serta minuman.
Basecamp Selo

Berhubung sudah tidak ada kendaraan lagi untuk menuju cepogo. Penulis memutuskan untuk bermalam sehari lagi di basecamp ini. Sebenarnya bisa saja mencarter kendaraan lewat si empunya basecamp (Kalau tidak salah carter menuju jogja biayanya sekitar 300ribu atau 350 ribu setelah ada pendaki yang memaksa ingin pulang). Suasana di basecamp ini terasa hangat karena banyak pendaki yang mampir sebelum memulai pendakian ataupun hendak pulang.
Pasar Cepogo
Pagi hari tanggal 9 juni nya sekitar pukul 6.30 penulis berjalan kaki meninggalkan desa selo karena belum terlihat ada angkutan yang datang. Untungnya di tengah perjalanan ada mobil pick up agak kosong sehingga dapat menebeng sampai jalan raya. Di jalan raya pun ternyata belum menemukan kendaraan umum sehingga berjalan dulu ke arah pasar cepogo dan di tengah jalan ada mobil pick-up lagi yang kami tumpangi kembali. Sampai di pasar cepogo cari angkutan menuju boyolali dengan ongkos 4000 rupiah (kalau tidak salah). Di terminal boyolali dapat langsung menuju bandung atau jakarta dengan ongkos yang variatif.
Merapi dari Selo


Monday, April 15, 2013

Batu Kuda dan Legenda, Daya Tarik Hutan Pinus




14 April 2013

Kawasan Wisata Batu Kuda
Batu Kuda adalah objek wisata alam di kaki gunung manglayang yang terletak di daerah Bandung Timur. Nama kawasan ini berasal dari sebuah batu besar yang mirip dengan seekor kuda. Batu Kuda belum begitu banyak dikenal, bahkan oleh masyarakat bandung timur sendiri sehingga relatif masih alami dengan hutan pinus yang menjulang tinggi.






Pintu Gerbang

Untuk menuju kawasan ini, dapat dicapai dengan banyak jalur, diantara melalui jalan Ciguruwik dan Manjah Beureum, yang sama-sama berada di wilayah kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung. Kali ini perjalanan dimulai dari jalan Ciguruwik dan pulang melewati jalur Manjah Beureum. Untuk menuju Batu Kuda melalui jalan Ciguruwik, dari Bandung dapat menuju ke arah cibiru, lalu ambil ke arah cileunyi. Dari bunderan Cibiru, kurang lebih sekitar 2-3 km ambil belok kiri persis sebelum rumah makan ponyo, ke jalan Ciguruwik. Setelah berbelok, terus saja ikuti jalan menanjak sampai kira-kira 30 menit (menggunakan sepeda motor). Kondisi jalan ini ada yang mulus dan ada juga yang rusak namun tidak begitu parah, hanya sesekali sangat menanjak dan banyak warga berkegiatan serta anak kecil yang sedang bermain di sepanjang jalan ini sehingga agak menghambat jika sedang tancap gas untuk melibas tanjakan-tanjakan.

Basecamp Sadawana
Sampai di pos tiket, tampaknya saya tidak menyadari adanya pos disana sehingga langsung saja menancap gas menuju gerbang dan memarkir sepeda motor. Lumayan, masuk gratisan. Setelah parkir langsung menuanaikan ibadah terlebih dahulu di musholla sebelah gerbang, di belakang Basecamp Perhimpunan Pendaki Gunung Sadawana yang nampaknya akan mengadakan pendidikan dasar mereka untuk angkatan yang ke XIV.

Sambil mengambil foto sebentar di sekitaran gerbang, ternyata pengunjung yang datang rata-rata anak usia sekolah antara SMP dan SMA. Hebatnya lagi, hampir semuanya datang berpasang-pasangan. Ada yang berduaan di antara pepohonan pinus, dan ada juga yang asyik di warung-warung yang menyediakan saung-saung lesehan, nampaknya berasa suasana romantis lah. Selain yang berpacaran, banyak juga anak sekolah dan anak pramuka yang berkemah dan berkegiatan outdoor. Para fotografer pun tidak kalah mencoba mengabadikan hutan pinus ini, juga para pendaki yang nampaknya ingin menjajal Gunung Manglayang. Ya, hari minggu memang hari bermain sehingga disini tidak terlihat siswa SMA yang sedang belajar untuk menghadapi Ujian Nasional esok harinya.

Jalur Batu Kuda
Untuk menuju Batu Kuda, cukup mengikuti jalan setapak menanjak yang membentang dari awal gerbang masuk. Terdapat petunjuk jalan yang ditempel di pohon pinus menginformasikan bahwa jarak ke Batu Kuda hanya 700 meter. Jalur setapak ini dihiasi hutan pinus, dan semak-semak. Sesekali anda akan berpapasan dengan penduduk sekitar yang pulang atau berangkat mencari kayu ataupun tumbuhan lain, jangan lupa sampaikan senyum tulus.

Karena pertama kali kesana, agak bingung menemukan batu kudanya. Sempat ragu kalau-kalau sudah salah jalan atau terlewat karena mencoba jalur-jalur tidak umum hanya karena penasaran. Namun jika terus saja mengikuti jalan setapak, niscaya akan sampai juga ke tempat kuda yang membatu, hanya jaga kesabaran dan kerianggembiraan saja.

Batu Kuda
Sampai di Batu Kuda, terdapat pelataran kecil yang terdapat bekas suatu bangunan. Mungkin dulunya berupa semacam saung namun sudah diruntuhkan. Di samping Batu Kuda, terdapat pohon besar tinggi yang sudah mati. Entah kenapa pohon ini mati, entah disengaja ulah manusia ataupun secara alami, namun tetap masih tegak berdiri. Namanya orang Indonesia, nampaknya tidak puas jika tidak meninggalkan jejak. Terdapat coretan-coretan (orang pintar menyebutnya vandalisme) di Batu Kuda ini, ataupun di pohon besar yang sudah mati tadi. Yang saya ingat, ada coretan SMA Pasundan 8 (tolong introspeksi).
Batu Kuda

Setelah berfoto beberapa kali, kembalilah kaki melangkah lagi menuju gerbang. Sebelum pulang, mampirlah dulu ke warung-warung yang banyak berdiri di sekitaran gerbang. Mungkin untuk sekedar ngopi ataupun ngemie, atau nyemil gorengan (masih panas, fresh from the oven).

Ketika masih nongkrong sambil menikmati pepinusan, ternyata ada jalur bertangga menuju punggungan kecil di arah kiri gerbang. Ternyata, ada penunjuk jalan yang lagi-lagi ditempel di pohon pinus yang menginformasikan bahwa ke arah puncak (sepertinya yang dimaksud puncak Gunung Manglayang) jaraknya 2700 meter. Sempat terpikir untuk kesana, namun tidak ada persiapan karena terakhir main ke Gunung Manglayang, penulis nyasar di sekitaran hutan ini.

Kembali lagi ke gerbang, panaskan sepeda motor, naiki sepeda motor, dan jalankan sepeda motor. Kali ini pulang melewati jalan Manjah Beureum yang terus menurun sesekali curam. Jalan ini berujung di jalan raya Cileunyi persis setelah jalan searah dari arah bandung. Jarak dari gerbang menuju jalan raya lewat jalan ini kira-kira sama dengan jalur dari jalan Ciguruwik.

Menurut legenda, konon zaman dahulu kala seorang raja dan ratu dari Jawa Barat yang bernama Prabu Layang Kusuma dan Prabu Layang Sari sedang melakukan perjalanan di gunung manglayang dengan berkuda. Namun, tiba-tiba kuda yang ditunggangi terperosok kedalam lumpur hingga sampai setengah badannya saja yang terlihat. Tiba-tiba, kuda itupun membatu dan rombongan kerajaan itu mengehntikan perjalanan. Sang Raja kemudian menyadari bahwa kawasan itu merupakan tempat yang cocok untuk bertapa sehingga tidak lagi meneruskan perjalanannya sampai akhir hayatnya. Begitu pula sang ratu dan para pengawalnya.

Memang di kawasan ini terdapat pula Batu Gunung yang sangat tinggi dan makam raja yang banyak didatangi para peziarah dengan berbagai maksud dan tujuan.

Tuesday, February 5, 2013

Hap Hap, Tangkap Bintangmu, 19 Januari 2013


                Tertanggal 19 Januari 2013 pukul 13.00, Buleut tak kenal lelah membuat kegiatan lagi. Kali ini acara diadakan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan tema “Hap Hap Tangkap Bintangmu”. Sesuai dengan tema, kali ini kakak – kakak buleut berbagi kepada anak – anak tentang arti sebuah cita-cita.

                Pada hari yang ditentukan, kami berkumpul pada pukul 09.00 untuk mempersiapkan acara dan briefing teknis. Sesuai tradisi dan budaya Indonesia, tentu saja yang datang tepat waktu hanya beberapa orang saja, sisanya datang dengan polosnya 1 atau 2 jam dari waktu yang ditentukan. Persiapan – persiapan kecil dilakukan di pelataran masjid Al-furqon UPI.

                Pukul 13.00, 3 orang dari kami berangkat menjemput anak-anak yang sudah menunggu di kawasan Cipaku. Nah, anak – anak terdiri dari bermacam latar belakang. Ada yang bersekolah, ada yang bekerja sebagai pemulung sampah, dan lain – lain. Ketika tim penjemput tiba, hanya terlihat beberapa anak yang menunggu, mungkin hanya berkisar 5-6 orang anak saja. Tidak kecewa, kakak tim penjemput berinisiatif mendatangi rumah satu persatu dan memanggil bala bantuan kakak-kakak lain untuk membujuk dan merayu. Setelah diketahui, ternyata orang tua anak-anak tersebut khawatir melepas anak mereka untuk bermain ke luar daerah tempat tinggal mereka karena baru saja sekitar seminggu terjadi penculikan anak di daerah tempat tinggal mereka.

                Setelah sekitar satu jam, setelah meminta ijin orang tua satu persatu, setelah membujuk dan merayu. Akhirnya terkumpul sekitar 30 orang anak untuk kami ajak bermain, belajar, dan berbagi. Sayangnya, koordinasi dengan pihak UPI kurang berjalan mulus sehingga lokasi acara di rubah ke SD Cidadap II yang berlokasi masih di kawasan Cipaku karena Ijin sudah diberikan oleh penjaga dan kepala sekolah yang baik hati. Dan akhirnya kami rugi ongkos carter angkot yang hanya menempuh jarak sekitar 500 meter.
                Acara tertunda sampai sekitar pukul 14.00, namun tak patah semangat kami meski sempat ada anak yang pulang menangis karena hasil memulungnya belum memenuhi target dan akhirnya di minta pulang oleh ayahnya.
Acara dimulai dengan perkenalan dan perminan pertama di lapangan sekolah yang berjudul musang-musangan. Berhubung teknis permainan sulit dijelaskan, jadi untuk penjelasan permainan kami lewat dulu. Jika masih penasaran silakan hubungi kakak-kakak uleut terdekat.

Suasana mulai menghangat dengan keceriaan dan tawa bocah-bocah itu sehingga dilanjutkan dengan permainan kedua, panjang-panjangan. Karena mudah dijelaskan, akan kami paparkan teknis permainannya. Semua anak dibagi 3 kelompok, tiap kelompok berbaris masing-masing dalam  satu garis lurus. Diujungnya terdapat gambar pelangi yang harus diraih oleh salah satu kelompok. Tiap kelompok anak-anak menggunakan seluruh benda yang melekat ditubuhnya untuk memanjangkan barisan mereka tanpa terputus antara teman sendiri, bagai mata rantai yang panjang. Banyak yang terjatuh dan terseret sehingga akhirnya menangis dan dihibur oleh para kakak.

Setelah berterik-terik ria. Istirahat dilakukan untuk beriabadah dan bercemilan. Kakak-kakak pun briefingan lagi sebentar dan menyatakan bahwa kami puas setelah memfasilitasi permainan yang mendidik untuk bekerja sama dan berusaha sekuat mungkin untuk menggapai cita-cita yang luhur, tak peduli setinggi apa..
Setelah beristirahat acara dilanjutkan dengan bernyanyi dan menari di dalam kelas yang sudah kami pinjam. Kakak-kakak menyanyi dan menari dengan tidak indahnya untuk merangsang para anak-anak untuk mengikuti dan berceria bersama. Nyanyian dan tarian diselingi pembagian cemilan lagi dan segelas susu untuk anak-anak. Suasana tambah ceria dan mengharu ketika salah seorang kakak meniupkan balon-balonan sabun yang sangat banyak dalam ruangan kelas sehingga kami menari dan bernyanyi di antara riuhnya balon sabun yang ceria ikut menghibur kami dalam diamnya.

Acara dilanjutkan dengan berkarya dengan tema cita-cita. Kami menyediakan karton spons yang sangat besar berbentuk awan sebagai media yang digambar dan ditulisi oleh setiap anak tentang cita-cita mereka. Terlukislah seorang guru, tentara, polisi, designer, dan lain-lain. Setap anak ditanya mengapa mereka bercita-cita seperti itu dan mereka menjawab dengan berbagai jawaban mulia mereka, ketika salah seorang anak perempuan ditanya kenapa ingin menjadi tentara wanita, dia menjawab “Supaya tidak diremehkan para laki-laki”. Duh, gagahnya. Selain itu, salah seorang bocah laki-laki ditanya mengapa ingin menjadi polisi dan dijawab “Karena ayah saya bercita-cita ingin menjadi polisi”. Hahaha, asal tidak menjadi tukang tilang saja.

Kembali ke lapangan SD, penghujung acara sudah dekat. Setelah berfoto-foto, para kakak-kakak memperkenalkan diri lagi sembari menjelaskan cita-cita mereka kepada para anak-anak dengan maksud mereka mempunyai alternatif cita-cita lain, karena dunia tidak sempit dan tak hanya putih abu.

Selesailah acara pada sekitar pukul 17.30, beberapa orang tua sudah menunggu di depan SD menanti anak mereka. Mungkin khawatir kami akan menculik anak-anak mereka. Sebagian anak – anak kami antar kembali ke rumah masing-masing dan berpamitan pada para orang tua. Setelah itu, dilanjutkan ke evaluasi acara para kakak-kakak sampai sekitar menjelang maghrib.

                Selesai semua acara. selesai usaha kami hari ini menyampaikan betapa agungnya sebuah cita-cita. selesai kami berkata bahwa impian dapat diraih dengan usaha dan kerja sama, apa pun impian itu.